-Kepada Roby Wahyu. R
Kita memanggang kata disatu tungku,
Mengaiskan mimpi pada dapur nan satu.
Belum begitu jauh aku mendalami kau.
Nan pasti, kau merah aku berasal hitam.
Ketika darah terik, kau memanggang lirih.
Hujan kata membasahi cerita kita,
Menatap kertas tak berbatas cerdas.
Memakan buku dari sisihan saku,
Tidak begitu peduli dengan carut marut
puluhan mulut.
Kelak, ketika hujan tak lagi basah.
Disaat rinai tak lagi ramah,
Sewaktu embun memang sudah rabun.
Di ujung kata, kita akan merindu kepada
pahala sastra, jika ia memang ada.
Serunai Laut, 3 Mei 2012.